Dalam kehidupan ini kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Untuk sebagian orang atau mungkin hampir bisa dibilang kebanyakan orang berpendapat atau berkomitmen pada diri sendiri. Sahabat adalah teman terbaik selain orang tua.
Selama ini aku tak pernah merasakan yang sesungguhnya apa itu arti dari sahabat. Sewaktu SMA sedikit aku kenal dengan yang namanya sahabat. Aku kenal dengan tya, ayu, dan putri dari kelas 1 SMA. Kita memang satu kelas, berawal dari istirahat bareng, cerita-cerita ringan dan jalan bareng. Pernah waktu itu lagi dateng ke rumah ayu, make up-make up an sambil nyanyi-nyanyi dan joget. Banyak moment-moment yang ga bisa dilupain. Dan pada saat kelas 2 SMA kita semua beda kelas dan masalahpun datang menguji kita. Salah satu teman kita baru berpacaran dengan kakak kelas. Pada saat itu aku, putri dan ayu tidak menyangkan akan seperti itu. Karena kita tahu latar belakang pacarnya tya seperti apa. Dan akhirnya dari rasa yang tak menyetujui itu, tya mulai menjauh dari kita. Mungkin karena kita terlalu terfokus sama latar belakangnya dan sikap ke tya nya pun berubah. Ga pernah share lagi, jalan bareng, sekedar ngobrol jadi hal yang tak ada. Hal tersebut berlangsung beberapa minggu(cukup lama sebenarnya). Sebenarnya ga mau sama sekali seperti itu namun memang masih kesana kesini pemikirannya. Sempat kesal juga tya nya dengan kata yang menunjukan ketegasan itu.
Setelah berdiskusi dengan cukup lama aku, putri, dan ayu memutuskan untuk tidak mau terlalu mencampuri hubungan tya karena ia tetap dengan pendiriannya. Mungkin tya nya pun lelah dan bosan sekali, setiap ada waktu ngumpul selalu membicarakan pacarnya dan kita dengan kata-kata yang menunjukan ketidak senangan dengan pacarnya. Semakin hari kita tak pernah membicarakan pacarnya tya, istirahat bareng-bareng lagi, seru-seru an lagi, jalan bareng. Memang jadi canggung sikap kita dan seperti ada hal yang hilang. Kebersamaan itu terlihat timbul kembali. Padahal masalah itu tak pernah kita bicarakan benar-benar berempat dan berjalan begitu saja. Namun setelah berbulan-bulan dari obrolan yang ringan terselesaikan. Sampai saat ini pun masih berhubungan baik. Walaupun dimata kalian gue bukan sahabat yang bener-bener sahabat tapi kalian selalu dihati gue.
Setelah berdiskusi dengan cukup lama aku, putri, dan ayu memutuskan untuk tidak mau terlalu mencampuri hubungan tya karena ia tetap dengan pendiriannya. Mungkin tya nya pun lelah dan bosan sekali, setiap ada waktu ngumpul selalu membicarakan pacarnya dan kita dengan kata-kata yang menunjukan ketidak senangan dengan pacarnya. Semakin hari kita tak pernah membicarakan pacarnya tya, istirahat bareng-bareng lagi, seru-seru an lagi, jalan bareng. Memang jadi canggung sikap kita dan seperti ada hal yang hilang. Kebersamaan itu terlihat timbul kembali. Padahal masalah itu tak pernah kita bicarakan benar-benar berempat dan berjalan begitu saja. Namun setelah berbulan-bulan dari obrolan yang ringan terselesaikan. Sampai saat ini pun masih berhubungan baik. Walaupun dimata kalian gue bukan sahabat yang bener-bener sahabat tapi kalian selalu dihati gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar